Teknologi pencitraan dengan komputer
berhasil menguak keberadaan fosil laba-laba yang telah terjebak selama
49 juta tahun di batu ambar. Ambar adalah resin pohon yang telah
membatu, sementara resin adalah bahan semipadat semacam getah yang
dikeluarkan dalam kantong atau saluran melalui sel epitel pada tanaman.
Dalam publikasinya di jurnal Naturwissenscaften terbaru,
ilmuwan mengungkapkan bahwa fosil laba-laba yang terjebak dalam ambar
itu termasuk genus yang masih eksis hingga kini, yakni Sparassidae atau kelompok laba-laba huntsman. Nama spesies laba-laba itu sendiri adalah Eusprassus crassipes.
David
Penney, ilmuwan Universitas Manchester, yang melakukan penelitian ini,
mengatakan, "Kepingan ambar yang tua dan bersejarah ini telah bereaksi
dari waktu ke waktu dan sekarang menjadi gelap dan retak, membuat sulit
untuk mengenali spesimen hewan yang ada di dalamnya." Untuk melihatnya,
ilmuwan harus menggunakan teknik tomografi sinar-X.
"Hasilnya
mengagumkan. Tomografi komputer menghasilkan citra 3 dimensi dan klip
dengan kualitas yang bagus. Kita mampu membandingkan detail dari fosil
dalam ambar tersebut dengan laba-laba yang masih hidup," lanjut Penney.
Tak diragukan, fosil itu merupakan kelompok laba-laba huntsman.
"Hasil
penelitian ini menarik karena metode yang digunakan ternyata berhasil
dan bahwa spesimen penting yang terjebak dalam ambar yang gelap bisa
diinvestigasi dan dibandingkan dengan kerabatnya yang masih eksis hingga
kini," urai Penney. Menurut dia, 1.000 jenis laba-laba telah
diidentifikasi dan sebagian besar ditemukan di ambar.
Laba-laba
huntsman, seperti yang dideskripsikan Penney, memiliki ukuran relatif
besar, aktif, dan sebenarnya sulit terjebak di ambar. Jenis laba-laba
ini kini bisa ditemukan di wilayah tropis Eropa selatan. Namun, 50 juta
tahun lalu spesies ini hidup di wilayah Eropa tengah.
sumber : KOMPAS.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar