Astronom berhasil menemukan 10 planet
"musafir" di galaksi Bimasakti, arah gugusan bintang Sagitarius.
Layaknya musafir, planet itu berjalan dalam kesendirian, tanpa planet
lain dan tanpa bintang sebagai induknya, mengambang bebas. Menurut
ilmuwan, massa dan komposisi 10 planet tersebut ekuivalen dengan Jupiter
dan Saturnus, terutama terdiri dari helium dan hidrogen.
Daniel
Bennet, astronom dari University of Notre Dame yang terlibat penelitian
ini, mengatakan, "Kami memperkirakan planet-planet itu terbentuk di
sekitar bintang dan selanjutnya, dalam tahap lanjut formasinya, mereka
terlontar keluar, terutama akibat interaksi dengan planet lain."
Berdasarkan
penemuan terakhir, diperkirakan ada banyak planet mengambang bebas di
angkasa, tanpa bintang yang berjarak kurang dari 10 kali jarak
Bumi-Matahari. Menurut estimasi Bennet, total planet mengambang bebas
adalah 1,8 kali lebih banyak dari jumlah bintang. "Ini sedikit lebih
besar dari yang orang perkirakan," kata Bennet. Banyak planet mengambang
bebas yang tidak terlihat.
Mengungkapkan proses penemuan
planet-planet itu, Bennet mengatakan, "Survei kami seperti sensus
populasi. Kami mengambil sampel di galaksi dan berdasarkan data itu kami
bisa memperkirakan jumlah total (planet musafir) di galaksi." Menurut
dia, survei ini hanya sensitif dengan planet berukuran sebesar Jupiter.
Namun, diperkirakan planet yang lebih kecil seperti sebesar Bumi lebih
mudah terpental dari dekat bintangnya.
Bennet mengungkapkan,
planet mengambang bebas sebesar Bumi berpotensi mendukung kehidupan.
"Ada beberapa paper yang mengatakan bahwa planet mengambang bebas
sebesar Bumi memiliki temperatur yang mendukung kehidupan. Alasannya
adalah bila mereka tak dekat dengan bintangnya, maka tak punya mekanisme
menghilangkan atom hidrogen dari atmosfer, itu bisa menjadi gas rumah
kaca yang efektif," urai Bennet.
Gas rumah kaca yang efektif
sangat menentukan kemampuan planet mengambang bebas sebesar Bumi dalam
mendukung kehidupan. Seperti Bumi, planet itu memang memiliki material
radioaktif yang penguraiannya bisa menghasilkan panas. Namun, panas yang
dihasilkan 10.000 kali lebih kecil dari panas Matahari sehingga gas
rumah kaca diperlukan untuk menjaga agar temperatur planet itu tetap
tinggi.
Di luar mampu tidaknya planet tersebut mendukung
kehidupan, penemuan planet mengambang bebas ini bisa membantu ilmuwan
untuk memahami proses pembentukan dan evolusi sistem keplanetan. Salah
satu pandangan yang berkembang mengatakan, sistem keplanetan sering
tidak stabil dan ada beberapa planet yang kemudian terlontar keluar dari
sistemnya. Penemuan 10 planet mengambang bebas ini bisa mendukung
pandangan itu.
Dalam observasi yang berakhir pada penemuan 10
planet mengambang bebas ini, Bennet dan timnya menganalisis data dari
observasi di wilayah gembungan Bimasakti. Data direkam menggunakan
teleskop Microlensing Observation in Astrophysics selebar 1,8 meter di
Selandia Baru. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Nature yang terbit Rabu (18/5/2011) minggu lalu.
sumber : KOMPAS.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar