Jumat, 18 Maret 2011

Khutbah Nabi Menyambut Ramadhan

SECARA singkat, Salman al-Farisi, salah seorang sahabat Nabi Muhammad saw menuturkan kepada kita, bahwa pada hari-hari terakhir bulan Sya’ban, Rasulullah saw berkutbah menyerukan kepada sekalian manusia, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya telah dekat kepada kamu sekalian satu bulan yang agung, bulan yang penuh berkah, bulan yang di dalamnya tedapat satu malam yang nilai beribadat di dalamnya lebih baik daripada seribu bulan. Inilah Ramadhan, bulan yang Allah tetapkan puasa di siang harinya sebagai kewajiban, dan salat tarawih di malam harinya sebagai sunnah.

Barangsiapa yang ingin mendekatkan dirinya kepada Allah di bulan ini dengan suatu amalan sunnah, maka pahalanya seolah-olah ia melakukan amalan wajib pada bulan lain. Dan barangsiapa melakukan amalan wajib pada bulan ini, maka ia akan dibalas dengan pahala seolah-olah telah melakukan tujuh puluh amalan wajib pada bulan yang lain. Inilah bulan kesabaran dan ganjaran bagi kesabaran yang sejati yaitu surga, bulan ini juga merupakan bulan simpati terhadap sesama.

Pada bulan inilah rezeki orang-orang beriman ditambah. Barangsiapa memberi makan (untuk berbuka puasa) kepada orang yang sedang berpuasa, maka kepadanya dibalas dengan keampunan terhadap dosa-dosanya dan dibebaskan dari api neraka jahannam dan ia juga memperoleh ganjaran yang sama sebagaimana orang yang berpuasa tanpa sedikitpun mengurangi pahala dari orang yang berpuasa itu”. Sesaat kalimat dari Rasulullah ini terhenti, maka salah seorang sahabat saat itu menyela, seraya berkata “Ya Rasulullah, tidak semua di antara kami mempunyai sesuatu yang dapat diberikan kepada orang yang berpuasa untuk berbuka” Rasulullah kemudian menjawab “Allah akan mengaruniakan balasan ini kepada siapa saja yang memberi buka walaupun hanya dengan sebiji kurma atau seteguk air dan susu.

Inilah bulan yang permulaannya Allah menurunkan rahmat, pertengahannya Allah memberikan keampunan, dan pada terakhirnya Allah membebaskan hambanya dari siksa api neraka. Barangsiapa yang meringankan beban hamba sahayanya (bawahannya) pada bulan ini, maka Allah akan mengampuninya dan akan membebaskannya dari api neraka.

Pebanyaklah di bulan ini empat perkara; dua perkara dapat mendatangkan keridaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu pasti memerlukannya. Dua perkara yang mendatangkan keridhaan Allah adalah hendaknya kalian membaca kalimat thayyibah (la ilaha illallah) dan istighfar (astaghfirullahal ‘adhim) sebanyak-banyaknya; dan dua perkara yang kita pasti memelukannya adalah hendaknya kamu memohon kepada-Nya untuk masuk surga dan berlindung kepada-Nya dari api neraka.

Dan barangsiapa memberi minum kepada orang yang berpuasa (untuk berbuka), maka Allah akan memberinya minum dari telaga-Nya (Haudh) yang sekali minum saja ia tidak akan merasakan dahaga lagi sampai ia memasuki surga.”.

Khutbah Rasulullah saw pada akhir bulan Sya‘ban yang dinukil dari kitab Fadhailul A‘mal: tentang fadhilah Ramadhan karya Muhammad Zakariya al-Kandalawi di atas menunjukkan banyak pelajaran yang berharga. Di antaranya memperlihatkan perhatian Nabi yang sangat besar terhadap bulan Ramadhan. Oleh karenanya, Nabi memberikan seruan agar kaum muslimin menyambut akan datang Ramadhan, bulan agung yang penuh segala keistimewaannya. Pemahaman terhadap seruan itu, kemudian dalam praktiknya melahirkan beragam adat istiadat dan tradisi yang dilakukan oleh kaum muslimin sedunia dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan, sebagai refleksi dari sikap keislamannya. Demikianlah sekilas terjemahan teks pidato Rasulullah saw menyongsong Ramadhan, semoga saudara dan kita semua dapat memahami dan mejabarkan ke dalam amalan Ramadhan. Wallahu a’alam bishawab.

Berkenaan dengan datangnya Ramadhan, marilah sama-sama kita mengucapkan “Marhaban Ya Ramadhan” 1431 H, semoga seluruh amal ibadah Ramadhan kaum muslimin dan muslimat diterima Allah swt. Amiin, ya Mujibassailin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar