Menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan
dengan baik oleh pemimpin tersebut,karena kelak Allah akan meminta
pertanggung jawaban atas kepemimpinannya itu.
Dalam islam sudah ada aturan-aturan yang berkaitan dengan hal tersebut,diantaranya sebagai berikut:
Niat yang Lurus
Hendaklah
saat menerima suatu tanggung jawab, dilandasi dengan niat sesuai dengan
apa yang telah Allah perintahkan.Lalu iringi hal itu dengan
mengharapkan keridhaan-Nya saja.Kepemimpinan atau jabatan adalah
tanggung jawab dan beban, bukan kesempatan dan kemuliaan.
Laki-Laki
Wanita
sebaiknya tidak memegang tampuk kepemimpinan.Rasulullah
Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda,”Tidak akan beruntung kaum yang
dipimpim oleh seorang wanita (Riwayat Bukhari dari Abu Bakarah
Radhiyallahu’anhu).
Tidak Meminta Jabatan
Rasullullah
bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah Radhiyallahu’anhu,”Wahai Abdul
Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi
pemimpin.Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena
permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika
kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka
kamu akan dibantu untuk menanggungnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Berpegang pada Hukum Allah.
Ini
salah satu kewajiban utama seorang pemimpin.Allah berfirman,”Dan
hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.”
(al-Maaidah:49).
Jika ia meninggalkan hukum Allah, maka seharusnya dicopot dari jabatannya.
Memutuskan Perkara Dengan Adil
Rasulullah
bersabda,”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan
datang dengannya pada hari kiamat dengan kondisi terikat, entah ia akan
diselamatkan oleh keadilan, atau akan dijerusmuskan oleh kezhalimannya.”
(Riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Kabir).
Tidak Menutup Diri Saat Diperlukan Rakyat.
Hendaklah
selalu membuka pintu untuk setiap pengaduan dan permasalahan
rakyat.Rasulullah bersabda,”Tidaklah seorang pemimpin atau pemerintah
yang menutup pintunya terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinan kecuali
Allah akan menutup pintu-pintu langit terhadap kebutuhan, hajat, dan
kemiskinannya.” (Riwayat Imam Ahmad dan At-Tirmidzi).
Menasehati rakyat
Rasulullah
bersabda,”Tidaklah seorang pemimpin yang memegang urusan kaum Muslimin
lalu ia tidak bersungguh-sungguh dan tidak menasehati mereka, kecuali
pemimpin itu tidak akan masuk surga bersama mereka (rakyatnya).”
Tidak Menerima Hadiah
Seorang
rakyat yang memberikan hadiah kepada seorang pemimpin pasti mempunyai
maksud tersembunyi, entah ingin mendekati atau mengambil hati.Oleh
karena itu, hendaklah seorang pemimpin menolak pemberian hadiah dari
rakyatnya.Rasulullah bersabda,” Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah
pengkhianatan.” (Riwayat Thabrani).
Mencari Pemimpin yang Baik
Rasulullah
bersabda,”Tidaklah Allah mengutus seorang nabi atau menjadikan seorang
khalifah kecuali ada bersama mereka itu golongan pejabat
(pembantu).Yaitu pejabat yang menyuruh kepada kebaikan dan mendorongnya
kesana, dan pejabat yang menyuruh kepada kemungkaran dan mendorongnya ke
sana.Maka orang yang terjaga adalah orang yang dijaga oleh Allah,”
(Riwayat Bukhari dari Abu said Radhiyallahu’anhu).
Lemah Lembut
Doa
Rasullullah,’ Ya Allah, barangsiapa mengurus satu perkara umatku lalu
ia mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yang mengurus
satu perkara umatku lalu ia berlemah lembut kepada mereka, maka berlemah
lembutlah kepadanya.
Tidak Meragukan dan Memata-matai Rakyat.
Rasulullah
bersabda,” Jika seorang pemimpin menyebarkan keraguan dalam masyarakat,
ia akan merusak mereka.” (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Al-hakim).
Dikutip dari majalah Hidayatullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar