Kamis, 14 Juli 2011

Manajemen terbuka dalam AlQuran

Islam is my way…!!!
Dalam sebuah kajian tafsir [Jalalain] beberapa hari lalu, terdapat sesuatu yang mungkin terdengar baru dalam ranah keilmuan tentang Al-Quran. meski hal ini merupakan sebuah proses “pengulangan” [materi pelajaran semasa SMA/MAKN] namun tidak ada sesuatu yang sia-sia selama kita bisa mengambil hikmahnya.
Dalam surat Albaqarah dikisahkan:

29. Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. 30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” 31. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!” 32. Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana[35].”33. Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?” [Q.S. AlBaqarah:29-33]
[35]. Sebenarnya terjemahan Hakim dengan Maha Bijaksana kurang tepat, karena arti Hakim ialah: yang mempunyai hikmah. Hikmah ialah penciptaan dan penggunaan sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan faedahnya. Di sini diartikan dengan Maha Bijaksana karena dianggap arti tersebut hampir mendekati arti Hakim.
Pelajaran apa yg bisa diambil?
AlQuran
Dari ayat di atas, seklumit jika kita perhatikan terdapat sebuah contoh ke MahaAgungan Allah SWT sebagai Rabbul Bariyyah [dalam sebuah ilmu tata bahasa arab frasa ini diartikan sebagai pendidik manusia], Allah mengajarkan dibalik kemahakuasaanNya, tetap memberikan tawaran kepada para malaikat [yang terkenal taat], padahal Allah sendiri mampu meski tanpa melakukan tawaran tersebut. dan dari ayat di atas terdapat 4 proses manajemen terbuka yang bisa disimpulkan yakni:
1. Allah sebagai Penguasa tertinggi memiliki sebuah pandangan/ide ke depan [penciptaan manusia]
2. Allah sebagai Pemimpin menawarkan kepada malaikat untuk memberikan pendapatnya tentang rencana penciptaan manusia [konfirmasi tuk memperoleh solusi terbaik, dalam ranah manusia hal ini diperlukan karena sudut pandang manusia sangatlah terbatas, sehingga diperlukan sudut pandang orang lain]
3. Allah membuka wacana tentang perbandingan argumenNya dengan Malaikat [perhatikan alasan Malaikat tentang ketidak setujuannya atas penciptaan manusia, kemudian perhatikan argumen yang diberikan oleh Allah SWT tuk menyanggag pendapat para malaikat]
4. Solusi terbaik diperoleh dengan pemahaman semua pihak atas nilai filosofis atas sebuah keputusan/ide/pandangan yang diambil/akan dilaksanakan.
Hadits Nabi
[sebelumnya perlu diperhatikan bahwasannya hadist Nabi adalah segala perbuatan, keputusan dan ucapan Rasulullah SAW; lihat kitab mustalah al hadits]
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwasannya ketika terjadi ancaman berupa rencana penyerangan terhadap kota madinah, rasulullah SAW memberikan sebuah argumen dengan nilai “co-partisipatif”. Rasulullah memberikan masukan kepada seluruh penduduk Madinah [Masyrakat Madani-yang terdiri dari Muslim Muhajirin-makkah, Anshar-madinah, yahudi, nashrani dan penduduk non muslim seluruhnya] untuk bekerja sama dalam mempertahankan diri dari dalam kota [perang kota].
dari sini, beliau memberikan kesempatan kepada seluruh elemen madinah untuk menyampaikan pandangannya atas usul nabi tersebut, setelah beberapa saat para sahabat nabi merespon pendapat tersebut dengan menyatakan penolakan mereka atas usul tersebut, dengan alasan bahwasannya kota madinah memiliki struktur geografis yang tidak menguntungkan untuk perang kota, kota madinah dapat diserang dengan begitu mudahnya dari berbagai sisi, karena dikelilingi dengan bukit dan gunung.
dari hasil musyawarah tersebut akhirnya diambil sebuah tindakan konkret, yakni penduduk madinah akan mempertahankan madinah dengan sistem berlapis, yakni menghadang musuh dari ring terluar kota madinah, dan sebagian yang lainnya memberikan perlindungan di balik gunung dan bukitms sehingga kota madinah dalam tahap ini diharapkan tidak tersentuh sama sekali. di samping itu posisi ini juga sangat sistemik sebagai sebuah pertahanan.
dari hadits ini rasulullah memberikan contoh bagaimana menerapkan sebuah manajemen terbuka, yakni dengan argumen co-partisipatifnya [argumen yang dapat mengundang semua pihak untuk memberikan masukan lebih baik dan kontributif]. Dengan langkah ini Rasulullah sebagai pemimpin tertinggi pemerintahan kota madinah akan memperoleh dukungan penuh dari penduduk kota madinah, karena merekalah memberikan pendapatnya untuk mengambil langkah pertahanan ring kota, sehingga hal ini dapat meningkatkan nilai partisipasi dari penduduk kota secara fisik di lapangan, karena mereka turut bertanggung jawab atas keputusan yang diambil.
Kehidupan Keluarga
dalam kehidupan keluarga [meski saat ini belum bk;uarga, sok tahu aja dulu] kami mendapatkan informasi [masukan] dari teman2x yg cukup sukses dalam menjadi kehidupannya. salah satu hal yang dilakukan adalah tidak jauh dengan apa yang dinamakan “Manajemen terbuka” ini.
dari diskusi tersebut beberapa tips yang bisa dilakukan adalah:
1. diskusi ringan antara pasangan sebelum melepas malam [hal ini dapat berupa kejadian sehari-hari/pada hari itu yang bisa diambil hikmah, atau urun rembug pendapat atas persoalan yang dihadapi dengan memepersiapkan langkah-langkah apa yang bisa dilakukan bersama pada keesokan harinya]
2. Saling menghormati kapasitas masing-masing dengan memegang teguh pada prinsip keterbukaan [dalam hal ini teman kami mencontohkan bahwasannya ketika ia hendak pulang kerja, ia mesti sampai dirumah di atas jam 4, karena anak2nya pada jam itu baru bangun tidur siang, aturan ini disepakati dengan sang istri, langkah ini diambil karena untuk menjaga agar jam tidur sang anak tidak terganggu, sehingga semua pihak dapat melaksanakan kewajibannya dengan maksimal.... diteruskan sendiri - ]
Manajemen terbuka dan Manajemen Partisipatif 
sumber : http://nambas.wordpress.com/2009/01/06/manajemen-terbuka-dalam-alquran/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar