Panduan Praktis Membuat PTK
JUDUL :Judul PTK hendaknya dinyatakan dengan akurat dan padat permasalahan serta bentuk tindakan yang dilakukan peneliti sebagai upaya pemecahan masalah. Formulasi judul hendaknya singkat, jelas, dan sederhana namun secara tersirat telah menampilkan sosok PTK bukan sosok penelitian formal. Judul ditulis dalam halaman judul yang dilengkapi dengan identitas peneliti (nama dan NIP guru), lembaga/satuan pendidikan tempat guru bekerja, dan bulan dan tahun penulisan PTK.
KATA PENGANTAR
HALAMAN PERSETUJUAN (bila diperlukan, lazimnya diketahui dan ditandatangani oleh pimpinan/kepala sekolah setempat)
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK : (Berisi judul, nama peneliti, uraian singkat PTK. Ditulis satu spasi dengan jumlah kata kurang lebih 250 kata. Disertai kata kunci)
BAB I. PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Masalah (Dalam
latar belakang permasalahan ini hendaknya diuraikan urgensi penanganan
permasalahan yang diajukan itu melalui PTK. Untuk itu, harus ditunjukkkan
fakta – fakta yang mendukung, baik yang berasal dari pengamatan guru
selama ini maupun dari kajian pustaka. Dukungan berupa hasil penelitian
–penelitian terdahulu, apabila ada juga akan lebih mengokohkan argumentasi
mengenai urgensi serta signifikansi permasalahan yang akan ditangani
melalui PTK yang diusulkan itu. Karakteristik khas PTK yang
berbeda dari penelitian formal hendaknya tercermin dalam uraian di bagian
ini.)
- Perumusan Masalah (Permasalahan yang diusulkan untuk ditangani
melalui PTK itu dijabarkan secara lebih rinci dalam bagian ini. Masalah
hendaknya benar – benar di angkat dari masalah keseharian di sekolah yang
memang layak dan perlu diselesaikan melalui PTK. Sebaliknya permasalahan
yang dimaksud seyogyanya bukan permasalahan yang secara teknis metodologik
di luar jangkauan PTK. Uraian permasalahan yang ada hendaknya didahului
oleh identifikasi masalah, yang dilanjutkan dengan analisis masalah serta
diikuti dengan refleksi awal sehingga gambaran permasalahan yang perlu di
tangani itu nampak menjadi perumusan masalah tersebut. Dalam bagian ini
dikunci dengan perumusan masalah tersebut. Dalam bagian inipun, sosok PTK
harus secara konsisten tertampilkan.)
- Tujuan Penelitian (Tujuan PTK hendaknya
dirumuskan secara jelas.paparkan sasaran antara dan akhir tindakan
perbaikan.perumusan tujuan harus konsisten dengan hakekat permasalahan
yang dikemukakan dalam bagian – bagian sebelumnya. Dengan
sendirinya,artikulasi tujuan PTK berbeda dari tujuan formal. Sebagai
contoh dapat dikemukakan PTK di bidang IPA yang bertujuan meningkatkan
prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA melalaui penerapan strategi PBM
yang baru, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar mengajar dan
sebagainya. Pengujian dan/atau pengembangan strategi PBM baru bukan
merupakan rumusan tujuan PTK. Selanjutnya ketercapaian tujuan hendaknya
dapat diverfikasi secara obyektif. Syukur apabila juga dapat
dikuantifikasikan.) Disamping tujuan PTK, juga perlu diuraikan kemungkinan
kemanfaatan penelitian. Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan secara
spesifik keuntungan – keuntungan yang dijanjikan, khususnya bagi siswa
sebagai pewaris langsung (direct beneficiaries) hasil PTK, di samping bagi
guru pelaksana PTK, bagi rekan – rekan guru lainnya serta bagi para dosen
LPTK sebagai pendidik guru. Berbeda dari konteks penelitian formal,
kemanfaatan bagi pengembangan ilmu. Teknologi dan seni tidak merupakan
prioritas dalam konteks PTK, meskipun kemungkinan kehadirannya tidak
ditolak
- Manfaat Penelitian (Menjelaskan manfaat
penelitian ini untuk penambahan/pengembangan wawasan, manfaat aplikasi
hasil penelitian bagi keberhasilan pembelajaran siswa, bagi guru, sekolah
dan mungkin pihak lain yang relevan dengan pemanfaatan hasil penelitian
ini)
- Tinjauan Pustaka (Pada bagian ini diuraikan landasan
substantive dalam arti teoritik dan/atau metodologik yang dipergunakan
peneliti dalam menentukan alternative, yang akan diimplementasikan. Untuk
keperluan itu, dalam bagian ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti
pelakju PTK sendiri nyang relevan maupun pelaku – pelaku PTK lain
disamping terhadap teori – teori yang lazim termuat dalam berbagai
kepustakaan. Argumentasi logic dan teoretik diperlukan guna menyusun
kerangka konseptual. Aras kerangka konseptual yang disusun itu, hipotesis
tindakan dirumuskan.)
- Kerangka Pemikiran
- Hipotesis Tindakan
- Setting Penelitian Pada bagian ini disebutkan di
mana penelitian tersebut dilakukan, di kelas berapa dan bagaimana
karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi siswa pria dan wanita,
latar belakang kemampuan akademik, kesulitan-kesulitan/kendala-kendala
yang dihadapi siswa dalam pembelajaran, latarbelakang sosial dan ekonomi
yang mungkin relevan dengan permasalahan dan lain sebagainya. Aspek
substantive kompetensi dan permasalahan yang dihadapi siswa dalam mata
pelajaran pada kelas yang diteliti seperti IPA atau IPS atau Matematika
kelas II SMP, juga dikemukakan pada bagian ini.
- Subjek Penelitian (Pada bagian ini dijelaskan
jumlah dan deskripsi siswa)
- Variabel Penelitian (faktor yang diselidiki) Pada
bagian ini ditentukan variabel – variabel penelitian yang dijadikan titik
– titik incar untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Variabel tersebut
dapat berupa (1) variabel input yang terkait dengan siswa, guru, bahan
pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar, dan lain
sebagainya; (2) variabel proses pelanggaran KBM seperti interaksi
belajar-mengajar, keterampilan bertanya, guru, gaya mengajar guru, cara
belajar siswa, implementasi berbagai metode mengajar di kelas, dan
sebagainya, dan (3) varaibel output seperti rasa keingintahuan siswa,
kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar
siswa, sikap terhadap pengalaman belajar yang telah digelar melalui
tindakan perbaikan dan sebagainya.
- Teknik pengumpulan
data (Data dan
Cara Pengambilannya) Pada bagian ini ditunjukkan dengan jelas jenis data
yang akan dikumpulkan yang berkenaan dengan baik proses maupun dampak
tindakan perbaikan yang di gelar, yang akan digunakan sebagai dasar untuk
menilai keberhasilan atau kekurangberhasilan tindakan perbaikan
pembelajaran yang dicobakan. Format data dapat bersifat kualitatif,
kuantitatif, atau kombinasi keduanya. Di samping itu teknik pengumpilan
data yang diperlukan juga harus diuraikan dengan jelas seperti melalui
pengamatan partisipatif, pembuatan juranal harian, observasi aktivitas di
kelas (termasuk berbagai kemungkinan format dan alat bantu rekam yang akan
digunakan)penggambaran interaksi dalam kelas (analisis sosiometrik),
pengukuran hasil belajar dengan berbagai prosedur asesmen dan
sebagainya.selanjutnya dalam prosedur pengumpulan data PTK ini tidak boleh
dilupakan bahwa sebagai pelaku PTK, para guru juga harus aktif sebagai
pengumpul data, bukan semata – mata sebagai sumber data. Akhirnya semua
teknologi pengumpulan data yang digunakan harus mendapat penilaian
kelaikan yang cermat dalam konteks PTK yang khas itu. Sebab meskipun
mungkin saja memang menjanjikan mutu rekaman yang jauh lebih baik.
Penggunaan teknologi perekaman data yang canggih dapat saja terganjal
keras pada tahap tayang ulang dalam rangka analisis dan interpretasi data.
- Indikator Kinerja (Pada bagaian ini tolak ukur
keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga
memudahkan verifikasinya untuk tindak perbaikan melalui PTK yang bertujuan
mengurangi kesalahan konsep siswa misalnya perlu ditetapkan kriteria
keberhasilan dalam bentuk pengurangan (jumlah, jenis dan atau tingkat
kegawatan) miskonsepsi yang tertampilkan yang patut diduga sebagai dampak
dari implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud.)
- Analisis Data (Pada bagian ini menjelaskan
teknik, tata cara/prosedur dalam menganalisis data, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif. Bentuk/jenis data dan uji statistic yang digunakan
juga dijelaskan, misalnya rumus uji statistic dan lain-lainnya)
- Prosedur Penelitian (langkah-langkah PTK) Pada
bagian ini digambarkan rencana tindakan untuk meningkatkan pembelajaran,
seperti : (1) Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan
dengan PTK yang diprakarsai seperti penetapan entry behavior. Pelancaran
tes diagnostic untuk menspesifikasi masalah. Pembuatan scenario
pembelajaran, pengadaan alat–alat dalam rangka implementasi PTK, dan
lain–lain yang terkait dengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Disamping itu juga diuraikan alternatif solusi yang
akan dicobakan dalam rangka perbaikan masalah, (2) Implementasi Tindakan
yaitu deskripsi tindakan yang akan di gelar. Scenario kerja tindakan
perbaikan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan, (3) Observasi dan
Interpretasi yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran data
mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang
dirancang, dan (4) Analisis dan Refleksi yaitu uraian tentang prosedur
analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses
dan dampak tindakan perbaikan yang akan digelar, personel yang akan
dilibatkan serta kriteria dan rencana bagi tindakan siklus/daur
berikutnya.
- Siklus I
- Siklus II
- Siklus III
- Siklus berikutnya (jika ada)
- Pembahasan antar siklus
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
- Simpulan
- Saran
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Semoga ada manfaatnya bagi rekan-rekan sejawat yang hendak melakukan penelitian melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Sumber : http://www.lpmpjabar.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar